KHUTBAH JUM’AT: SEJARAH WAKAF PRODUKTIF

Oleh : Ust. Abdul Aziz, SH., S.Pd.I., M.Pd.I.

 

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَركَاَتُهُ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَرَسُوْلَ ولاَنَبِيَ بَعْدَهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَ سُنَّتَهُ وَجَمَاعَتَهُ مِنْ يَوْمِ السَّبِيْقِيْنَ الْاَوَّلِيْنَ اِلَى يَوْمِ النَّهْضَةِ وَالدَّيْنِ اَمَّابَعْدَهُ

 فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَأَحَثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

يا معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله

Marilah senantiasa kita panjatkan puja dan puji syukur kahadlirat Allah SWT. Karena berkah, taufiq, hidayah dan ma’unahNYA pada kesempatan yang mulya dan bahagia ini kita semua bisa melaksanakan ibadah shalat jum’at secara berjama’ah tanpa halangan satu apapun, shalatullah wa salamuhu semoga tetap tercurahkan keharibaannya yang suci nan ma’shum junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW berikut para keluarga, sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in, ulama waratsatul ambiya’ hingga kekita semua, mudah mudahan kita semua mendapatkan syafa’at di yaumil akhir kelak. Allahumma Amien

Salah satu wujud syukur kita kepada Allah SWT. Marilah kita semua senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Yaitu dengan melaksanakan apa yang diperintahkanNYA dan menjauhi apa yang dilarangNYA, dengan segenap jiwa raga, keikhlasan dan kesabaran.

 

يا معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله

Pada awal awal ummat Islam hijrah bersama Rasulullah Muhammad SAW dari Mekah ke Yatsrib yang kelak dikemudian hari dirubah menjadi Al Madinah Al Nabawiyah atau Madinatunnabi, ummat Islam mengalami musin kering yang cukup panjang (paceklik), salah satu dampaknya adalah kesulitan airbersih.

Saat itu, hanya ada beberapa sumur di Madinah yang mengandung debit air, diantaranya adalah milik seorang yahudi yang terkenal kikir dan menjual air sumurnya diatas harga pasar (mahal sekali). Ummat Islam pun mengadu kepada Rasulullah SAW tentang kondisi tersebut, Rusulullah Muhammad SAW kemudian memanggil para sahabat utamanya dan memaklumkan harapannya.

Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian bersabda, “Wahai Sahabatku, siapa saja di antara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat maka akan mendapat surga-Nya Allah Ta’ala.” (HR Muslim).

Ustman bin Affan ra. adalah salah satu sahabat Nabi yang penuh kasih saying, lemah lembut, cerdas, kaya dan juga dermawan, banyak menyumbangkan hartanya untuk perjuangan Islam, contoh pada Perang Tabuk pasukan Islam melawan pasukan Romawi, Ustman bin Affan menyumbangkan 300 ekor unta dan 1000 dinar keeping emas untuk biaya perang, pun ketika mendengar berita ummat Islam kesulitan air bersih dan harapan besar Rasulullah SAW terhadap sumur seorang yahudi tersebut, Sayyidina Utsman bin Affan ra.

Segera bergegas menemui dan bernegosisasi dengan seorang yahudi pemilik sumur itu, awalnya si yahudi menolak mentah mentah tawaran Utsman bin Affan karena berpotensi menghilangkan pendapatannya dari penjualan air sumur tersebut, Setelah terjadi diskusi yang panjang dan alot, akhirnya pihak yahudi bersedia menjual sumurnya dengan harga 12.000 dirham, namun hanya separuh saja yang dijual kepada Utsman bin Affan, artinya separuhnya masih hak milik si yahudi, dengan pengaturan kepemilikan sumur secara bergantian, sehari miliki Utsman bin Affan hari berikutnya milik si yahudi, dan begitu seterusnya.

Sayyidina Utsman bin Affan melaporkan kepada Rasulullah Muhammad SAW dan mengumumkan kepada ummat Islam, agar mengambil air pada saat kepemilikan ditangan beliau dan cukup persediaan untuk dua hari, karena hari berikutnya milik si yahudi, baru pada hari yang ketiga ummat Islam mengambil air lagi dari sumur tersebut, begitu seterusnya, kondisi seperti ini berjalan beberapa saat saja, karena begitu sumur berada dibawah kepemilikan si yahudi tidak ada seorangpun ummat Islam yang datang untuk membeli air, akhirnya si yahudi menawarkan kepada Utsman bin Affan untuk membeli secara penuh, setelah negosisasi disepakatilah harga 8.000 dirham untuk membeli separuh kepemilikan si yahudi. Dengan demikian, sumur sudah dimiliki Utsman bin Affan secara penuh, sumur ini lantas diwakafkan sehingga umat Islam bebas mengambil air kapan pun mereka butuh, sumur tersebut dikenal dengan nama sumur Raumah.

Pada perkembangannya sumur raumah terus berkembang dengan sangat produktif, lokasi disekitar sumur berubah menjadi kebun kurma yang subur dengan irigasi dari sumur raumah, hasilnya lima puluh persen ditasharrufkan kepada fakir, miskin, anak yatim dll. Sedangkan lima puluh persennya lagi terus diinvestasikan ke sektor sektor bisnis produktif, tercatat rekening tertua di Arab Saudi atas nama Utsman bin Affan yang berupa rekening penampungan hasil investasi harta benda wakaf yang sudah sudah berusia 14 abad lebih, hari ini sudah ada masjid, hotel bintang lima atas nama wakaf Utsman bin Affan serta sektor bisnis lainnya, hasil nya lima puluh persen ditasharrufkan kepada fakir, miskin, anak yatim dll. Sedangkan lima puluh persennya lagi terus diinvestasikan ke sektor sektor bisnis produktif, demikian seterusnya.

 

يا معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله

Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ٢٦١

Artinya :

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS Al Baqarah : 261)

 

 بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللَّهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

KHOTBAH

JUM’AT KEDUA

 

حَمْدًا وَشُكْرًا لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ ونَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ سُرُوْرُ اَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَمُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لَآإِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ رَسُوْلَ وَلاَ نَبِيَ بَعْدَهُ ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللَّهِ اِبْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَلَىهُ.

 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللَّهِ اِتَّقُوْااللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

إِنَّ اللَّهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى سَيَّدِناَ اِبْرَهِيْمِ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ اِبْرَهِيْمِ وَباَرِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلَى سَيَّدِناَ اِبْرَهِيْمِ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ اِبْرَهِيْمِ فِي الْعَالَمِينَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيدٌ

 

اَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ،  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

يَااللَّهُ يَارَحْمَنُ يَارَحِيْمُ  يَاذَاالْجَلَالِ وَالْاِكْرَامِ  اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ فِي الْاَوَّلِيْنَ وَاْلَاخِرِيْنَ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُولِ اللَّهِ اَجْمَعِيْنَ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ عَلَى نِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلاَمِ وَالْاِحْسَانِ  يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الْمُلْكُ وَلَكَ الشُّكْرُ يَامَعْبُودُ حَمْدًا الشَّاكِرِينَ حَمْدًا النَّاعِمِينَ حَمْدًا اليُّوَافيِ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ  يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَنِكَ

رَبِّ اَوْزِعْنَا اَنْ نَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي اَنْعَمْتَ عَلَيْنَا وَعَلىَ وَالِدِنَا وَاَنْ نَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَاَدْخِلْنَا بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ

اَللَّهُمَّ اَنْتَ رَبُّنَا لَااِلَهَ اِلَّا اَنْتَ خَلَقْتَنَا وَنَحْنُ عَبْدُكَ وَنَحْنُ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَااسْتَطَعْنَا وَنَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّمَا صَنَعْنَا وَنَبُؤُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيْنَا وَنَبُؤُلَكَ بِذَنْبِنَا فَاغْفِرْلَنَا فَاِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوبَ اِلاَّ اَنْتَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اِنَّهُ قَرِيْبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَجَاتِ ، اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَاْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالطَّعُونَ وَالْفَخْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالزَّلاَزِلَ وَالشَّدَائِدَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ ، رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ بِفَضْلِ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلاَمٌ عَلىَ الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعاَلَمِيْنَ

عِبَادَاللَّهِ ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ  فَاذْكُرُوا اللَّهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
وَاللَّهُ الْمُوَافِقُ اِلَى اَقْوَامِ الطَّرِيْقِ ، ثُمَّ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

*) Sumber: http://mui-lampung.or.id/2020/08/05/khutbah-jumat-sejarah-wakaf-produktif/