Pembelajaran TPA Sirajul Islam di Atas Wakaf di Masa Pandemi

Oleh: Nur Iskandar

Muhammad Azdi menyatakan bahwa kini Sirajul Islam sedang mengalami “musim semi”. Telah terjadi pembaharuan nazir dan aset wakaf di atasnya dikelola secara lebih produktif.

Azdi sebagai anggota nazir termuda paling ligat bergerak kesana-kemari untuk memindai silaturahmi yang berujung lahirnya gagasan program kekinian. Azdi tentu tidak sendiri. Dia didampingi dr Nursyam dan “Ami” Attamimi. Seiring musim semi yang sedang tumbuh di Sirajul Islam merekah pula program Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kalimantan Barat bersama Kanwil Kemenag untuk Pelatihan Sertifikasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Pada 24-25/11/20 Muhammad Azdi dan dr Nursyam ikut serta bersama 20-an nazir wakaf produktif Pontianak dan sekitarnya. Produktivitas di Sirajul Islam pun menggeliat selaras musim semi terjadi dengan semangat tak terperi.

Fungsi utama mesjid besar dan indah Sirajul Islam di jantung kota, hanya berjarak 2 km dari alun-alun Kota Pontianak semakin baik, di mana waktu shalat Ashar saja jumlah shaf yang penuh mencapai 5 baris. Hal ini pertanda jamaah sekitarnya sangat “care” serta peduli dengan penegakan shalat lima waktu. Begitupula dengan ibadah shalat subuh.

Meminjam istilah Mesjid Produktif Jogokaryan dan Munzalan Mubarakan, “Tinggal pendataan jemaah tetap secara akurat sehingga program semakin mantap.”

Masalah terbesar menurut nazir Ami Attamimi adalah Taman Pendidikan Alquran (TPA) yang mati suri. Dia berharap TPA dihidupkan kembali setelah lama sepi.

Guru TPA-nya sudah pulang kampung tanpa pengganti. Murid-murid yang dahulu diampu kini telah dewasa dan berubah generasi. “Tolong hidupkan kembali TPA dengan gedung yang dibangun di atas tanah wakaf Sirajul Islam ini senilai Rp 600 juta. Total rehabilitasi dan pembangunan mesjid era millenium kedua itu tak kurang dari Rp 1.2 miliar,” ujar Ami yang juga Bos tekstil Asfatex.

Gedung TPA Sirajul Islam terdiri dari dua lantai. Sama dengan bangunan utama mesjid yang juga dua lantai. Lantai dasar Gedung TPA dipergunakan untuk Posyandu. Lantai kedua untuk TPA.

Untuk menyiasati kondisi mati suri agar hidup kembali memang tidak mudah, sebab sejak Maret 2020 Indonesia pun terpapar Pandemi Covid-19. Tapi musim semi jangan sampai layu sebelum berkembang. Situasi bulan madu pengurus baru mesti diberdayakan maksimal. Maka pendaftaran siswa TPA pun dimulai. Pembelajaran diatur jarak jauh.

Begitupula TPA Sirajul Islam. Kaidah pembelajaran dengan protokol Covid-19 diterapkan ekstra ketat.

Nazir Sirajul Islam tak kalah akal bekerjasama dengan konsorsium Tentara Wakaf Produktif (Tawaf) Indonesia mengaktivasi situasi kondisi di Sirajul Islam ini agar progresif. Dimulailah langkah pembukaan pendaftaran kembali TPA dirangkai dengan event lomba Juara 1 serta rekruetment remaja mesjid Sirajul Islam.

Kepanitiaan melibatkan remaja mesjid dan pembelajaran diampu volunteer Tawaf Indonesia dari unsur Kampoeng English Poernama, Teraju.Id, Binabud Chapter Pontianak dan Akselerasi Indonesia. Memang semua tidak berjalan mulus. Lomba ranking 1 tidak bisa dilaksanakan karena Pandemi Covid-19 Pontianak garis merah. Gubernur mencak-mencak melarang keramaian. Namun murid TPA telah mengalir satu per satu daftar belajar. Tak pelak, proses pembelajaran TPA pun dimulai sejak enam minggu yang lalu. Persis awal Nopember 2020 berjumlah empat siswa.

Alhamdulillah, kini sudah tertampung 16 murid TPA. Pertanda antusiasme telah bertumbuh kembali.
Belasan siswa-siswi ini belajar seminggu dua kali, yakni Sabtu secara tatap muka. Pada hari Minggu mereka belajar secara dalam jaringan (daring). Ini taktik-strategi menyiasati pandemi dan semangat belajar siswa yang menghendaki tata cara belajar tatap muka. Sebab bagaimanapun,juur, belajar paling efektif tetaplah tatap muka, bukan tatap gejet. Apalagi bagi anak-anak.

Saya sempat pula mengampu 1 jam pelajaran di hari Sabtu, 19/12/20 pukul 15.30-16.30. Berhadapan dengan siswa-siswi yang cerdas-cerdas dan “full spirit” itu. Mereka mengenakan masker dan faceshield. Berdoa bersama dengan vokal sangat keras. Menghapal surah-surah pendek bersama dengan totalitas. Juga “try out” shalat berjamaah sekaligus dibumbui dengan kisah-kisah inspiratif.

“Seru sekali ya belajar di TPA kita,” kata Abdurahman salah satu siswa.

“Iya, kita tak sabar lagi nak belajar besok hari,” sambung Amal.

Sayangnya akhir tahun ini para orang tua punya program liburan. Siswa yang lain juga memohon izin. Maka, Tawaf Indonesia yang mengelola TPA Sirajul Islam mengikuti program pendidikan nasional yang libur akhir tahun, serta dimulai kembali pada minggu kedua Januari.

Berkaca dari situasi Sirajul Islam, ternyata dengan kebersamaan, tidaklah ada masalah berat yang tidak bisa diselesaikan. Termasuk situasi mati suri pada aset bernilai ratusan juta rupiah. Tak terkecuali masalah pembelajaran di era pandemi.

Wakaf Produktif di Sirajul Islam terus memindai kemajuan TPA serta tata kelola remaja mesjid. Dari TPA Sirajul Islam juga dikreasi bengkel wakaf produktif di mana tanya jawab perwakafan secara profesional dibincangkan, didialogkan, dan dibuatkan kurikulum berdampingan dengan program klinik kesehatan jamaah bebasis Posyandu yang telah dimiliki Sirajul Islam. Kemesraan nazir di musim semi Sirajul Islam ini menjadi model yang dipantau BWI Kalbar bersama Kemenag serta Konsorsium Tawaf Indonesia. **

(Penulis adalah pegiat Literasi Wakaf-Wakaf Literasi. Anggota BWI Kalbar bidang Wakaf Produktif. CP-WA 08125710225).