BWI Kalbar Audiensi ke Direktur Perumda Air Minum Gunung Palung untuk Kembangkan Wakaf-Qua

Suasana kekeluargaan saat audiensi BWI dipimpin Prof Dr H Kamarullah, SH, M.Hum dan Dr (Cand) Rasiam Bintang, MA di ruang kerja Direktur Perumda AMGP Kota Singkawang, H Suriandi, SP, Kamis (12/10/23).
Suasana kekeluargaan saat audiensi BWI dipimpin Prof Dr H Kamarullah, SH, M.Hum dan Dr (Cand) Rasiam Bintang, MA di ruang kerja Direktur Perumda AMGP Kota Singkawang, H Suriandi, SP, Kamis (12/10/23).

Bukan BWI Kalbar namanya kalau tidak melakukan langkah inovasi. Lepas dari tugas sosialisasi UU No 41 Tentang Wakaf Tahun 2004 di Kementerian Agama Kota Singkawang, Kamis, 12 Oktober 2023, tim beraudiensi ke Perumda AMGP.

Pemandangan tak lazim pun menerpa pandang mata. Deret ucapan selamat bertabur biar di sepanjang jalan raya yang menghubungkan antara Kota Seribu Kelenteng dengan Ibukota Kabupaten Bengkayang.

Pada bentangan sepanjang lebih kurang 100 meter itu terpampang aneka citra rasa ucapan selamat ulang tahun kepada Perumda Air Minum (PAM) Gunung Poteng-Singkawang. Ucapan datang dari kemitraan lembaga dan juga tokoh masyarakat, tokoh politik, hingga tokoh adat dan agama.

Menara PAM peninggalan olah air era Belanda, 1927--kini Cagar Budaya dan Land Mark Kota Singkawang
Menara PAM peninggalan olah air era Belanda, 1927–kini Cagar Budaya dan Land Mark Kota Singkawang

“Betul, belum pernah terjadi semacam ini. Saye pon tak tahu kenapa bisa jadi demikian,” ungkap sang Direktur, H Suriandi, SP ditemui di ruang kerjanya.

“Itu tanda pelanggan puas,” ungkap kandidat Doktor ilmu syariah IAIN, Rasiam, MA. “Mungkin,” jawab alumni Fakultas Pertanian Untan angkatan 1992 itu reflek.

“Bukan,” sahut pakar hukum tata negara, Prof Dr H Kamarullah, SH, M.Hum. “Karena kepiawaian Pak Suriandi dalam memimpin PDAM,” sambungnya seraya senyum di deretan kursi sofa yang mengitari meja di hadapan bos PDAM di mana momentum kedatangan para tokoh Badan Wakaf Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat ini adalah berdiskusi soal air bersih.

“Kami di BWI Kalbar memproduksi Wakaf-Qua,” tutur Rasiam Bintang.

“Kami mencari ilmu pengolahan air bersih untuk air minum bagi produksi BWI Kalbar,” sambung Prof Kamarullah yang saat ini BWI Kalbar bisa memproduksi 200-300 galon air minum per bulan.

Kemudian mulai mencari sumber air baku air minum di Singkawang. Suriandi pun menceritakan panjang lebar pengalamannya mengelola PDAM yang di Singkawang disebut Perumda AMGP. Ia juga menunjukkan via layar tivi bagaimana air diolah dan disalurkan kepada 23 ribu pelanggan dan mereka bisa membayar tepat waktu.

“Dulu, tanya Pak Agus, lokasi kantor ini seperti apa? Dan sekarang terasa perubahannya.”

Agus, adalah bekas karyawan swasta. Ia menjadi karyawan Perumda AMGP. Walau kena serangan stroke, tapi dengan semangat menyala-nyala stroke itu sirna, dan sangat cepat sembuhnya. “Kami juga sedang akan membangun mesjid yang kami namakan mushola di atas tangki,” tuturnya dengan vokal nyaris sempurna.

Suriandi (kiri) menunjukkan ruang pelayanan yang kini kirip ruang perbankan
Suriandi (kiri) menunjukkan ruang pelayanan yang kini kirip ruang perbankan

Agus juga menunjukkan deret foto para pimpinan Perumda AMGP yang tak cukup jari tangan menghitungnya. “Zaman Pak Sur-lah kantor ini melesat dengan berbagai prestasi,” pujinya. Pujian yang berisi, bukan isapan jempol belaka.

“Itu menara air peninggalan Belanda, sejak 1927. Cagar Budaya. Kalau tak terurus dengan baik, akan saya ambil alih,” tegas Suriandi masih di meja diskusi bersama Prof Kamarullah dan Rasiam Bintang.

“Saya sudah kasih waktu untuk mereka menanganinya. Kalau sampai batas waktunya tidak juga kelar, akan saya jadikan menara mesjid,” timpalnya. Akan jadi menara mesjid tertinggi se-Singkawang dan kental akan nilai historis.

Bayangkan 1927–setahun sebelum lahirnya Sumpah Pemuda yang sangat monumental. Bahkan 96 tahun umurnya, melebihi angka proklamasi kemerdekaan yang jatuh pada 17 Agustus 1945.

Kemeriahan puncak Ultah ke-4 Perumda AMGP ditandai dengan jalan sehat dan upacara bersama Pj Walikota Singkawang Sumastro serta mantan Walikota Chang Chui Mie maupun undangan dari Provinsi Kalbar serta kabupaten-kota se-bumi Borneo Barat. Acara berlangsung sangat meriah, walaupun tidak berfoya-foya. Alias sederhana, namun cetar membahana badai–istilah artis ibukota Syahrini.

Prof Kamarullah dan Rasiam Bintang dibuat kagum dengan layout ruang pelayanan yang tidak lagi angker.

“Saya desain yang ramah pelanggan. Bisa saya monitor dari dalam, apakah ada pelanggan yang marah kepada staf saya akibat pelayanan yang tidak cepat dan tepat,” tambah Suriandi sambil mengajak ke ruang pelayanan yang mirip kantor perbankan. Padahal sebeumnya tak layak disebut kantor sebab banyak yang bocor dan jadi arena oknum bermain judi serta meneguk miras.

“Di sini ada kita siapkan air minum buat kopi dan teh. Ada permen dan juga air putih olahan Perumda AMGP yang siap teguk. PH-nya di atas 7.”

Prof Kamarullah dan Rasiam mencoba meminum. “Sudah serasa air Zam-Zam!”

“Sudah kasih saja nama Musholla Zam Zam. Mushollanya kan juga di atas tangki seperti kakbah di atas sumur zam-zam di Mekah,” usul Rasiam yang mengepalai Bidang Litbang BWI Kalbar. Suriandi menampung usul baik tersebut seraya bersyukur terjadi perubahan sikap pikir dan mental karyawannya untuk bekerja dengan disiplin disertai niat ibadallah.

Sewaktu bergerak pulang, tim BWI dibuat kagum dengan reputasi manajerial ala Suriandi. Alumni Faperta Untan yang sukses memimpin Perumda Air Minum dengan excellent. Apalagi di waktu pulang kantor dan sebelum masuk jam kantor Pak Bos juga mengembangkan ternak sapi yang bersih, cepat besar dengan khasiat mendengarkan murottal Alqur’an. Benar-benar tim BWI dibuat kagum tak sekedar dapat ilmu air tapi juga sapi.

“Saya dapat banyak inspirasi bersilaturahmi ke sini. Termasuk ilmu bagaimana sapi tak diasapi seperti masalalu saya beternak sapi,” simpul Rasiam.

“Juga kami dibekali nasi kotak,” puji Prof Kamarullah seraya menjabat erat tangan Sang Dir Perumda AMGP berucap selamat ultah ke-4 Perumda AMGP.

“Terus berbakti buat rakyat. Terus meningkatkan kapasitas olah IPA dari 330L/Detik menuju 450L/Detik dan pengembangan intake baru di Danau Serantangan, demi melayani kebutuhan konsumen Kota Singkawang si Kota Pariwisata terbaik Kalbar, apalagi semakin mekar ekonomi, bisnis dan perumahannya. Pasti butuh air yang pantas serta berkualitas,” urai Prof Kamarullah. **